Welcome

Herzlich willkommen ! ich hoffe, dass dieses Blog die Informationen über Deutschland für Sie geben kann.




Penelitian Tindakan Kelas

Unknown | 01.24 | 0 komentar
PTK Bahasa Jerman SMA

A.  Latar  Belakang Masalah

Bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang baru dikenal oleh siswa SMA di kelas X program Inti dengan durasi waktu 2 x 45 menit setiap minggu. Materi yang diajarkan relatif masih sederhana yakni bagaimana memperkenalkan diri dan orang lain serta bagaimana percakapan di sekolah. Sedangkan di kelas XI  program bahasa ada penambahan jam mengajar yakni 4 x 45 menit. Perlu juga diketahui bahwa siswa-siswa yang masuk ke dalam kelas bahasa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, ada yang karena memang menjadi pilihan pertama pada saat memilih program di kelas XI, tetapi kebanyakan mereka terpaksa masuk kelas bahasa oleh karena tidak lulus kriteria penetapan penjurusan baik IPA maupun IPS.

Dari 17 siswa, mereka yang memilih program  bahasa  pada pilihan  pertama sebanyak 3 siswa atau 17,6 %, sedangkan 2 siswa atau 11,7 % sebagai pilihan kedua dan selebihnya adalah benar-benar siswa yang tidak memilih program bahasa. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi siswa pada saat pembelajaran, siswa yang kurang berminat mempelajari bahasa, nampak dikelas kurang aktif, lebih banyak diam. pernah peneliti mencoba untuk tanya jawab lisan tentang materi yan sudah pernah diajarkan, namun hanya 3-5 siswa yang memberi respon sedangkan yang lain hanya diam. Suasana belajar kurang menyenangkan. Keterpaksaan masuk kelas program bahasa benar benar menjadikan suasana yang sulit bagi mereka untuk menyesuaikan proses pemelajaran.

Dengan kondisi tersebut di atas tentunya suasana belajar di kelas bahasa menjadi  kurang kondusif, begitu pula dengan motivasi belajar siswanya yang rendah dibandingkan dengan siswa yang berada di program IPA maupun IPS.  Sekalipun materi–materi yang diajarkan tergolong sangat sederhana namun tidak membuat siswa dapat mudah menerima ataupun tertarik mempelajarinya. Di samping itu tatabahasa yang mereka pelajari juga masih sangat sederhana, mungkin bisa dikatakan mempelajari Bahasa Jerman  tingkat Taman Kanak-Kanak di negara Jerman. Padahal siswa lebih senang membahas materi–materi yang berhubungan dengan dunia remajanya.

Peneliti mencoba memberi variasi lain untuk menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap Bahasa Jerman. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan adalah belajar sambil bermain, yang dikemas dalam sebuah permainan peran atau yang dikenal dengan role play. Agar mereka merasa senang dengan pembelajaran Bahasa Jerman, tema role play didiskusikan bersama sesuai dengan keinginan mereka. PTK Bahasa Jerman SMA

Dengan role play, siswa akan mempersiapkan terlebih dulu bentuk percakapannya, kalimat-kalimat yang hendak disampaikan. Dan saat memproduksi kalimat inilah banyak kendala yang mereka hadapi, antara lain:  pilihan kosakata, ujaran, pelafalan maupun ketatabahasanya. Masalah yang paling banyak dijumpai adalah proses menyusun kalimat sesuai dengan tatabahasa Jerman. Sehubungan banyak kemiripan antara Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris, peneliti sesering mungkin mengkaitkan materi pelajaran Bahasa Jerman dengan menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyusunan kalimat dan mempercepat pemahaman materi Bahasa Jerman sehingga tampilan mereka dalam bermain peran dapat optimal.

Banyak teknik untuk meningkatkan kemampuan berbicara, namun peneliti lebih cenderung memilih teknik role play karena memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa. Mengapa demikian? Pertama siswa terlebih dulu menyusun sebuah narasi, mereka secara tidak sengaja belajar menyusun kalimat menurut tata bahasa Jerman yang benar. Andaikan kalimat yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan tatabahasa yang benar dan kosakata yang tepat, maka akan mempersulit pemahaman bagi lawan bicaranya ataupun bagi yang mendengarkan.

Gillian Porter Ladousse (1987) memberi dukungan bahwa role-play menambah variasi, perubahan perilaku dan kesempatan memproduksi  kalimat serta   banyak kesenangan.(role play into the classroom adds variety, a change of pace and opportunities for a lot of language production and also a lot of fun!). Pendampingan guru dalam hal ini  mutlak diperlukan karena mereka masih baru mengenal tatabahasa Jerman dan minim kosakata. Kedua, setelah siswa selesai menyusun narasi, mereka belajar memperagakan isi narasi tersebut dalam unjuk kerja yang berupa bermain peran. Siswa secara tidak sengaja lagi belajar melafalkan kosakata dengan benar dan juga belajar akting sesuai dengan yang mereka perankan. Dengan semakin sering siswa diberi kesempatan untuk tampil di depan kelas baik itu menjawab pertanyaan ataupun unjuk kerja lainnya, lama-kelamaan mereka akan berani menyampaikan gagasannya, dan nantinya  mereka akan mempunyai rasa percaya diri. Tidak sedikit orang yang takut berbicara baik secara formal maupun informal didepan forum.  

Pendapat ini didukung oleh Maidar G. Arsjad yang juga menyatakan bahwa banyak ahli terampil menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan, namun mereka  sering kurang terampil menyajikannya secara lisan. Apalagi berbicara secara formal tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah setiap orang mampu berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur. Bahkan yang lebih parah lagi ada orang yang tidak berani berbicara sama sekali. Anggapan bahwa setiap orang dengan sendirinya dapat berbicara, telah menyebabkan pembinaan kemampuan berbicara ini sering diabaikan. (1987: 23)


B.  PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH PTK Bahasa Jerman SMA
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, permasa-lahan yang ada dapat di rumuskan sebagai berikut:
  • Bagaimana penggunaan role play dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jerman?
  • Apakah penggunaan role play dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman ?


2.  Pemecahan Masalah

Rendahnya kemampuan berbicara Bahasa Jerman siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Sidoarjo disebabkan oleh perasaan takut berpendapat. Hal ini menyebabkan hasil pembelajaran kurang optimal. Jika siswa punya keberanian berbicara dan berpendapat serta disajikan pendekatan yang lebih variatif dan menarik akan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman. Teknik role play dipandang oleh peneliti tepat untuk mengatasi masalah tersebut, karena dengan teknik ini maka siswa secara tidak sengaja belajar melafalkan ujaran dengan benar dan menyusun kalimat dengan menggunakan kosakata yang tepat serta tatabahasa yang benar melalui peran yang mereka mainkan. Semakin sering siswa memproduksi kalimat maka semakin lancar mereka mengungkapkan gagasan atau idenya.

3.   Tujuan Penelitian
Setelah kegiatan pembelajaran kemampuan berbahasa Jerman dengan menggunakan Role Play  diharapkan :
  • Untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jerman dengan menggunakan role play .
  • Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman dengan menggunakan role play.

 4.   Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti bagi :
  • Guru sebagai peneliti: berdampak bagi pengembangan profesionalisme guru terutama dalam penyusunan karya tulis ilmiah, dan meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman.
  • Siswa: mudah menerima materi pelajaran khususnya meningkatkan kemampuan berbicara, dan merasa mendapat perhatian serta kesempatan untuk menyampaikan gagasan  sesuai dengan kemampuannya.
  • Guru Lain: sebagai rujukan bagi teman sejawat untuk mengembangkan profesionalitasnya, terutama dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang nantinya beroleh manfaat untuk kenaikan pangkat.
  • Lembaga: adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula sehingga secara otomatis tujuan pendidikan akan tercapai secara optimal.

BAB II
LANDASAN TEORI
PTK Bahasa Jerman SMA


A.  Berbicara
Ujaran (speech) merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan personalitas atau kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak-kontak sosial, dan pendidikannya. Aspek-aspek lain seperti cara berpakaian atau mendandani pengantin, adalah bersifat eksternal, tetapi ujaran sudah bersifat inheren, pembawaan. (Tarigan,1996:15)

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehinga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial. (Tarigan,1996:15)

Dengan demikian maka berbicara itu lebih daripada hanya sekedar pengucapan bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrument yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahamai atau tidak, baik bahan pembicaraanya maupun para penyimaknya: apakah dia bersikap tenang, serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak. (Mulgrave,     1954:3–4).

B . Berbicara sebagai seni dan ilmu
Wilayah ‘berbicara” biasanya dibagi menjadi dua bidang umum, yaitu :
1.     Berbicara terapan atau berbicara fungsional (the speech arts).
2.     Pengetahuan dasar berbicara (the speech sciences) (Mulgrave,1954:6).
Dengan perkataan lain, berbicara dapat ditinjau sebagai seni dan juga ilmu.

Kalau kita memandang berbicara sebagai seni maka penekanan diletakkan pada penerapannnya sebagai alat komunikasi dalam masyarakat sebagai berikut:     
1.     Berbicara di muka umum, 
2.     Semantik: Pemahaman makna kata,
3.     Diskusi kelompok, 
4.     Argumentasi, 
5.     Debat, 
6.     Prosedur parlementer, 
7.     Penafsiran lisan,
8.     Seni drama, 
9.     Berbicara melalui udara
Kalau kita memandang berbicara sebagai ilmu maka hal-hal yang perlu ditelaah antara lain: 
1.     Mekanisme bicara dan mendengar,
2.     Latihan dasar bagi ajaran dan suara, 
3.     Bunyi-bunyi bahasa, 
4.     Bunyi-bunyi dalam rangkaian ujaran, 
5.     Vowel-vowel,
6.     Diftong-diftong,
7.     Konsonan-konsonan,
8.     Patologi ujaran. (Mulgrave,1954:9)
Dalam berbicara ini peneliti meneliti Seni Drama dalam meningkatkan kemampuan berbicara (khususnya Bahasa Jerman). Dengan demikian peneliti 


Seperti biasanya untuk lebih lengkap ptknya teman harus mendownload PTK Bahasa Jerman SMA, mudah mudahan dapat membantu teman teman semua


http://www.sarjanaku.com/2011/09/ptk-bahasa-jerman-sma-penelitian.html

Ein Blog presentieren

Unknown | 01.00 | 0 komentar


Ein Blog presentieren

Das ist einen Text, der ueber ein Website von Deutschland. Das ist Kino.de
Kino.de hat 7 Teile
Am oben, ist der Titel, neben dem Titel gibt es Suche, wenn Sie etwas schneller finden moechten schreiben Sie was Sie suchen moechten, danach unter dem Titel, gibt es 7 Teile. Das sind Starseite Filme, Kinos, Stars, News and Stories, Trailer and Bilder, und Charts
·        Auf der Starseite gibt es alle Filme, Trailer, der Sinopsis von den Filme
·        Filme hat 4 Teile, das sind Aktuell im Kino, Neu im Kino, Vorschau, Filmtipps.
·        Auf der Trailer und Bilder Teile gibt es drei Teile , das  sind trailer und Clip, Film Fotos , Starfotos.  Wenn Sie Trailer und Clips klicken, dann bekommen Sie  die Informationen ueber wie ist die Gesichte von den Filme. Wenn Sie ueber die Filmfotos sehen moechten, dann oeffnen Sie diese Teil Danach, wenn Sie die Fotos von den Schausspieler(innen) sehen moechten, oeffnen Sie Starfotos
·        Der dritte Teil, das ist Kinos, das erklaert ueber die Programme im Kinos. Wenn Sie die Programm von den Kinos suchen moechten, dann oeffnen Sie diesen Teil. Hier, gibt es die wichtige Kinostadte, Zum Beispiel: Aachen, Berlin, Bielefeld, Bremen, Dresden, Duesseldorf, Essen, Frankfurt/Main, Hamburg, Hannover, Karlsruhe, Kiel, Koeln, Mainz, Mannheim, Muenchen, Nuernberg, Stuttgart, Wiesbaden, usw
·        Der vierten Teil ist Stars, es hat einen Teil. Sie koennen hier die Sterne von A-Z suchen
·        Naechste ist News und Stories, es hat zwei Teile. Das sind News, Premiere und Events. Wenn  Sie ueber die Berichten von neue Filme wissen moechten, dann klicken Sie News. Danach die Informationen ueber News Filme will erscheinen. Premiere und Events. Wenn sie wissen moechten, wann die Filme beginnen, dann oeffnen Sie diesen Teil
·        Der Letzte Teil ist Charts. wenn Sie wissen moechten, welche Filme ist am meisten gespielt haben, oder am besten, dann klicken Sie hier. Es  gibt hier top zehn Filme

Danke :)

Deutschmedien

Unknown | 17.11 | 0 komentar


Deutschkursbuch

Bahasa Jerman adalah bahasa yang baru saya pelajari selain bahasa Inggris.Kalau di bilang pertama kali rasanya tidak adil karna bahasa jerman sudah saya pelajari  2 tahun di kelas SMA dan 2 semester d universitas Waktu itu Bahasa jerman tersebut kurang menarik bagi saya pribadi karna ada berapa faktor. Faktor pertama waktu saya belajar d SMA ketidak mengertian saya atau kurangnya informasi ( pengetahuan yang di berikan oleh guru) .Faktor kedua waktu saya mempelajari Bahasa tersebut d Universitas mungkin karna faktor saya pribadi yang kurang menyukai dosen tersebut. di tambah ketidak mampuan saya memahami apa yang di informasikan.Sekarang keadaan sudah berubah dan saya di tantang untuk mempelajari Bahasa Jerman tersebut Bahasa yg sudah saya coba untuk lupakan ........
         Tahun ke Lima saya jadi guru,guru bahasa Inggris saya memotifasi saya untuk mempelajari Bahasa Jerman tersebut kembali hal tersebut merupakan tantangan bagi saya karna yang mengajak saya adalah orang yang sama yang menjadi motifasi saya untuk mempelajari Bahasa Inggris dan saya juga yakin guru saya tersebut juga bisa memotifasi saya mempelajari Bahasa Jerman tersebut.karna Dia sudah mengikuti pelatihan Bahasa jerman.
        Ternyata mempelajari Bahasa Jerman hal yang menyenangakan apalagi kalau sudah mengerti dengan trik dan tripnya. Bagi saya pribadi mempelajari bahasa asing tersebut memang harus dari diri pribadi yang betul-betul mau untuk mempelajari bahasa tersebut, belajar dengan giat bertanya kembali apa yang tidak dimengerti dan berusaha dengan keras ,berlatih dan saya selalu bertanya kepada guru saya tersebut kalau ada kendala-kendala dalam mempelajari Bahasa tersebut dan tidak lupa belajar secara otodidak dengan selalu mengaploud materi tersebut dari internet dan berusa mengunakan fasilas dunia maya untuk belajar dmelalui media online.Ternyata mengunakan multimedia dalam mempelajari Bahasa Jerman sangat menyenagkan bagi siswa dan saya pribadi.
       Salah satu materi yang saya dapatkan dari media online yang sekarang saya berikan informasi tersebut kepada siswa saya dan mereka sangat senang dan antusias dalam mempelajari materi tersebut.
Personalpronomen
1) Was man über Personalpronomen wissen sollte.
Die Personalpronomen, auch persönliche Fürwörter genannt, werden unterschieden nach:
• Personen: ich, du, er, sie, es, wir, ihr, Sie, sie
• Numerus: Singular und Plural
• Kasus: Nominativ, Akkusativ, Dativ, Genitiv
In der 3. Person Singular kann das Personalpronomen zudem stellvertretend für ein Nomen stehen und zeigt dann den entsprechenden Genus (maskulin, feminin, neutral) an.
• Maskulinum: Hast du einen neuen Tisch? - Ja, er war recht preiswert.
• Femininum: Hast du eine neue Vase? - Ja, meine Mutter hat sie mir geschenkt.
• Neutrum: Hast du ein neues Buch? - Ja, es ist total spannend.
Soll die Person oder die Sache stärker hervorgehoben werden, geschieht dies mit einem betonten Pronomen. Das betonte Pronomen wird oft an Position 1 gestellt.
• Hast du einen neuen Mantel? - Den habe ich schon lange.
• Hast du eine neue Bluse? - Die habe ich mir gestern gekauft.
• Hast du ein neues Kleid? - Das hat mir eine Freundin geliehen.
2) Die Personalpronomen
Man unterscheidet:
• Singular und Plural
• Anredepronomen: du = Familie, Freunde / ihr = Plural von du / Sie = Höflichkeitsform
• Die 3. Person Singular unterscheidet den Genus: maskulin, feminin, neutral
Singular
Plural
3. Person
1. Person
2. Person
maskulin
feminin
neutral
1. Person
2. Person
3. Person
ich
du
er
sie
es
wir
ihr
sie / Sie
• 1. Person Singular: ich
Die 1. Person Singular bezeichnet einen Sprecher oder einen Schreiber.
1
• 2. Person Singular: du = Anredepronomen
Die 2. Person Singular bezeichnet den Angesprochenen, den Zuhörenden oder den Leser. Der Angesprochene ist in den meisten Fällen eine vertraute Person des Sprechers wie z. B. ein Familienmitglied, ein Freund, oder ein Jugendlicher. Auch unter Arbeitskollegen wird die Du-Form immer häufiger benutzt.
ONLINE - GRAMMATIK http://www.mein-deutschbuch.de
Dieses Arbeitsblatt ist urheberrechtlich geschützt Quelle: http://www.mein-deutschbuch.de
• 3. Person Singular: er / sie / es / man
Die 3. Person Singular bezieht sich auf eine Person oder eine Sache, über die gesprochen wird. Dabei stehen die Personalpronomen stellvertretend für ein Nomen. Die Pronomen geben das jeweilige Geschlecht (Genus) an. Das Pronomen "es" hat darüber hinaus noch einige andere Funktionen, die gesondert beschrieben werden. "Man" ist ein unpersönliches Pronomen, das generelle Aussagen tätigt.
• 1. Person Plural: wir
Die 1. Person Plural bezeichnet gleichzeitig mehrere Personen inklusive des Sprechers.
• 2. Person Plural: ihr = Anredepronomen
Die 2. Person Plural bezieht sich gleich auf mehrere Zuhörer und entspricht dem Plural von "du".
• 3. Person Plural: sie
Die 3. Person Singular bezieht sich auf Personen oder Sachen, über die gesprochen wird und entspricht der Pluralform der 3. Person Singular.
• 3. Person Plural: Sie = Anredepronomen
Die Höflichkeitsform wird immer mit großem Anfangsbuchstaben geschrieben und wird vor allem dann benutzt, wenn man mit fremden Personen spricht. Es können eine oder mehrere Personen gleichzeitig höflich angesprochen werden.
Siehe auch: Verbbegleiter
3) Deklination der Personalpronomen
Singular
Plural
3. Person
Kasus
1. Person
2. Person
maskulin
feminin
neutral
1. Person
2. Person
3. Person
Nominativ
ich
du
er
sie
es
wir
ihr
sie / Sie
Akkusativ
mich
dich
ihn
sie
es
uns
euch
sie / Sie
Dativ
mir
dir
ihm
ihr
ihm
uns
euch
ihnen/Ihnen
Genitiv *
meiner
deiner
seiner
ihrer
seiner
unser
euer
ihrer / Ihrer * Im Genitiv werden die Personalpronomen äußerst selten gebraucht.
• Hilfst du mir? - Ja, ich helfe dir.
• Braucht Herr Ludger heute das Auto? - Ja, er braucht es heute.
• Wann kommt Heiner? - Er kommt gleich.
• Papa, liebt die Oma den Opa? - Natürlich liebt sie ihn und er liebt sie auch.
2
ONLINE - GRAMMATIK http://www.mein-deutschbuch.de
Dieses Arbeitsblatt ist urheberrechtlich geschützt Quelle: http://www.mein-deutschbuch.de
4) Satzstellung der Pronomen bei Verben mit Akkusativ- und Dativ-Ergänzung
Es können folgenden Kombinationen auftreten: der Chef / er = Nominativ (Position 1 oder 3) rot = Dativergänzung( der Person ) blau = Akkusativergänzung ( der Sache )
Infinitiv
Position 1
Verb
Ergänzung
Ergänzung
geben
Der Chef
gibt
der Sekretärin
den Brief.
geben
Der Chef
gibt
ihr
den Brief.
geben
Der Chef
gibt
ihn
der Sekretärin.
geben
Der Chef
gibt
ihn
ihr.
geben
Er
gibt
ihn
ihr.
• Bei zwei Nomen gilt: zuerst Dativ (der Person) und dann Akkusativ (der Sache)
• Bei Personalpronomen und Nomen gilt: zuerst Personalpronomen und dann Nomen
• Bei zwei Personalpronomen gilt: zuerst Akkusativ (der Sache) und dann Dativ (der Person)
3




http://psb-psma.org/content/blog/5231-sukses-belajar-bahasa-jerman
 

About Me

Random Template

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Niaryanti Rahman - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger